Proses Pemanfaatan Tanaman Obat

Tanaman bahan alami yang bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional, baik itu tanaman bunga, tanaman buah, ataupun tanaman sayuran. Obat tradisional telah dikenal sejak jaman dahulu telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional ini di wariskan secara turun temurun dari sejak nenek moyang kita dan merupakan warisan budaya bangsa Indonesia.
Perkembangan pengobatan tradisional kedokteran Timur telah sejalan dengan perkembangan kedokteran Barat yang telah diakui dunia Internasional, dengan pengakuan badan kesehatan dunia (WHO). Pemanfaatan tumbuhan telah mencapai perkembangan pengobatan secara teoritis maupun praktis klinis.
Dalam pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat ini, perlu tata cara pengkomposisian untuk mengatasi berbagai jenis penyakit secara efektif. Penulisan khasiat tanaman ini pun menguraikan formulasi tumbuhan berkhasiat obat yang merupakan sumber pengetahuan farmakologi kedokteran Timur. Komposisi membuat obat dari tumbuhan berbeda-beda, secara mendasar diperlukan persiapan dan formulasi takaran yang tepat agar pengkomposisiannya baik.

Pengambilan Bahan dari Tanaman
Dalam menggunakan tumbuhan berkhasiat obat, untuk menghasilkan pengobatan yang efektif, perlu memperhatikan beberapa hal :
  1. Daun; ketika tumbuhan mulai berbunga, daun bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat.
  2. Buah; yang dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah buah yang telah masak.
  3. Bunga; sebaiknya bunga diambil sebelum mekar, atau sebaliknya setelah mekar secara sempurna.
  4. Umbi, rimpang, akar, dapat diambil untuk bahan obat ketika proses pertumbuhannya telah sempurna.
Sterilisasi
Bahan obat dari tumbuhan ini terlebih dahulu dibersihkan dengan air bersih berulang-ulang agar setiap kotoran yang menempel bisa hilang, juga untuk meminimalisasi efek toksin yang ada pada tumbuhan. Sterilisasi dilakukan melalui proses perebusan, sehingga bahan-bahan obat bebas dari bakteri.

Persiapan dan Pengeringan Bahan 
Dalam mempersiapkan dan mengeringkan tanaman obat, perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
  1. Tanaman yang akan dipakai, setelah dibersihkan kemudian dipotong-potong, agar saat perebusan zat-zat yang terkandung di dalamnya akan mudah keluar dan meresap dalam rebusan.
  2. Proses pengeringan dengan cara dijemur, diangin-anginkan, atau dikeringkan dalam ruangan khusus.
  3. Ada beberapa jenis tanaman yang harus direndam beberapa hari sambil diganti airnya secara kontinyu, untuk mengurangi toksin yang terkandung dalam tumbuhan tersebut. Setelah itu dikeringkan dan siap digunakan.
Formulasi, Preskripsi, dan Komposisi
Untuk pengobatan ini tidak bisa hanya dengan menggunakan satu jenis tanaman, tapi dibutuhkan beberapa jenis tanaman yang satu sama lainnya harus saling menunjang dan mendukung untuk dapat menghasilkan pengobatan yang efektif. Komposisi preskripsi ini digunakan untuk mengkombinasi perbedaan pengaruh tumbuhan berkhasiat obat terhadap jenis-jenis penyakit.

Ada beberapa jenis preskripsi yang dipergunakan dalam pengobatan dengan tumbuhan berkhasiat obat, yaitu sebagai berikut.
  1. Prekripsi berat, penting, digunakan jika daya kerja obat cepat dan banyak memiliki jenis serta memiliki dosis pemakaian yang tinggi. Selain itu, memiliki pula efek sedasi (obat penenang).
  2. Preskripsi ringan, dikomposisikan jika obat memiliki daya kerja yang cenderung lambat dan memiliki varietas yang sedikit serta memiliki dosis yang rendah pula.
  3. Preskripsi lunak, dikomposisikan jika obat memiliki daya kerja yang relatif sedang.
  4. Preskripsi kompleks, dikomposisikan atas perbedaan efek dan sebagian besar digunakan untuk penyakit yang komplikatif.
  5. Preskripsi gabungan, diformulakan untuk penggunaan preskripsi yang mengkombinasikan lebih dari satu preskripsi tumbuhan berkhasiat obat.
Jenis Preskripsi
  1. Utama, yang diformulasikan sebagai tanaman obat yang pokok dalam pengobatan.
  2. Asisten, yang mendukung tanaman obat yang utama dalam mencapai efektivitas pengobatan.
  3. Ajudan, yang formulasinya sebagai pembantu yang mendukung kesempurnaan tanaman obat dalam mengatasi penyakit.
  4. Pesuruh, yang diformulasikan sebagai pelengkap dan penyeimbang dan tetap dalam satu jalur untuk dapat menyatukan formulasi preskripsi dalam mencapai efektivitas pengobatan.
Penggunaan Air
Air yang digunakan yang memenuhi kriteria air tawar bersih dan tidak mengandung zat kimia atau zat-zat yang lainnya. Dalam merebus obat tergantung pada penggunaan bahan tanaman yang digunakan, apakah dalam keadaan kering atau segar.

Wadah Perebusan
Wadah yang diperlukan untuk merebus tanaman adalah pot keramik, pot tanah, panci email/enamel. Jangan menggunakan panci yang terbuat dari besi, alumunium, atau kuningan, karena memiliki kandungan zat iron trichloride dan ferryanide yang menimbulkan endapan pada air rebusan tumbuhan obat dan menimbulkan racun.